Ujian Mid Semester
Matakuliah :
Kimia Bahan Alam
Kredit :
2 SKS
Dosen :
Dr. Syamsurizal, M.Si
Hari/Tanggal :
Sabtu, 24 november 2012
Waktu :
15.30 sd 09.00 pagi ( 26 november 2012 )
Jawaban anda di posting diblog masing – masing. Ujian ini open book.
Bilamana ditemukan anda mencontek jawaban teman anda maka anda dipastikan GAGAL
dari mata kuliah ini.
1. Kemukakan gagasan anda
bagaimana cara mengubah suatu senyawa bahan alam yang tidak punya potensi ( tidak
aktif ) dapat dibuat menjadi senyawa unggul yang memiliki potensi aktifitas
biologis tinggi. Berikan dengan contoh.
2. Jelaskan bagaimana idenya
suatu senyawa bahan alam yang memiliki potensi biologis tinggi dan prospektif
untuk kemaslahatan makhluk hidup dapat disintesis di laboratorium
3. Jelaskan kaidah-kaidah
pokok dalam memilih pelarut untuk isolasi dan purifikasi suatu senyawa bahan
alam. Berikan dengan contoh untuk 4 golongan senyawa bahan alam : Terpenoid,
alkaloid, Flavonoid, dan Steroid.
4. Jelaskan dasar titik tolak
penentuan struktur suatu senyawa organik. Bila senyawa bahan alam tersebuat
adalah kafein misalnya. Kemukakan gagasan anda hal – hal pokok apa saja yang di
perlukan untuk menentukan strukturnya secara keseluruhan.
JAWABAN
1. Cara Mengubah Suatu Senyawa Bahan Alam yang
Tidak Punya Potensi ( Tidak Aktif ) Menjadi Senyawa Unggul yang Memiliki
Potensi Aktifitas Biologis Tinggi
Menurut saya, suatu senyawa bahan alam dikatakan tidak punya potensi
(tidak aktif) dikarenakan adanya senyawa-senyawa lain yang terkandung bersama
dalam suatu bahan sehingga dapat menghambat aktivitas biologis senyawa itu
sendiri. Untuk menjadikan suatu senyawa
bahan alam memiliki potensi aktivitas biologis tinggi, hal pertama yang harus
dilakukan adalah dengan menghilangkan senyawa-senyawa/zat-zat penghambat
tersebut. Atau Senyawa bahan alam dapat dimodifikasi strukturnya,
yaitu dengan reaksi hidroksilasi, metoksilasi, alkilasi, dan glikosilasi untuk menjadikan suatu
senyawa bahan alam memiliki potensi aktivitas biologis tinggi.
Misalnya seperti kita ketahui kandungan kafein didalam daun teh lebih
banyak daripada pada biji kopi. Namun, efek kafein lebih terasa setelah kita
mengkonsumsi kopi. Efek kafein yang kurang bekerja didalam teh tersebut
dikarenakan adanya senyawa-senyawa lain
yang menghambat aktivitas kerja kafein pada teh. Untuk mengubah kafein dalam
teh agar memiliki potensi aktivitas biologis tinggi, maka senyawa-senyawa yang menghambat
aktivitas kerja dari kefein itu sendiri harus di hilangkan.
2. Sintesis Progesteron Di
Laboratorium
Hormon-hormon
wanita secara fisiologis merupakan dibawah pengaruh Folicle Stimulating Hormon
(FSH) yang dikendalikan bagian otak yang bernama Hipofise. Hormon kewanitaan
yang penting adalah hormon Esterogen dan Progesteron yang berperan sebagai ciri
sebagai kelamin primer dan sekunder. Kedua hormon ini sangat penting bagi
setiap wanita dan wanita harus mengetahui tentang bagaimana fungsi dari
hormon-hormon tersebut.
Fungsi-fungsi penting
dari Progesteron adalah menstimulasi Endometrium untuk tumbuh lebih lanjut
serta mensekresi dan mengumpulkan zat-zat gisi bagi perkembangan telur menjadi
janin. Fase sekresi ini berlangsung sepanjang minggu ke 3 dari siklus. Selain
itu hormon ini bertugas memelihara kehamilan selama 6-8 minggu pertama dari
kehamilan karena terhentinya produksi Progesteron bisa mengakibatkan pelepasan
endometrium danabortus.khasiat ini disebut daya (pro) gestagen .
Selain
diproduksi dalam tubuh makhluk hidup, progesteron juga dapat disintesis di laboratorium dengan mempelajari jalur biosintesis yang memungkinkan untuk melakukan
modifikasi dari jalur tersebut sehingga dapat diproduksi metabolit dalam jumlah
yang lebih banyak dalam waktu yang lebih singkat, mengetahui struktur metabolit
yang dihasilkan, dan dapat dilakukan sintesis untuk menghasilkan derivatnya.
Mempelajari biosintesis ini juga mencakup pengetahuan tentang struktur dan
sifat-sifat gugus fungsinya, mekanisme reaksi khas yang terjadi, serta
enzim-enzim yang terlibat dalam sintesis. Dengan demikian, jalurnya dapat
dimodifikasi sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan senyawa bahan alam
yang memiliki potensi biologis tinggi dan bermanfaat bagi kehidupan. Seperti dibawah ini:

Sebuah sintesis total
progesteron dilaporkan pada tahun 1971 oleh WS Johnson (lihat gambar diatas). Sintesis
dimulai dengan mereaksikan garam fosfonium (7) dengan lithium fenil untuk
menghasilkan ylide fosfonium (8). Ylide fosfonium direaksikan dengan aldehida
untuk menghasilkan alkena (9). Kelompok
melindungi ketal dari alkena yang dihidrolisis untuk menghasilkan diketon (10),
yang pada gilirannya cyclized untuk membentuk cyclopentenone (11). Keton dari
cyclopentenone direaksikan dengan metil lithium untuk menghasilkan alkohol
tersier (12), yang pada gilirannya diperlakukan dengan asam untuk menghasilkan
kation tersier (13). Langkah kunci dari sintesis adalah siklisasi π-kation dari
kation tersier di mana B-, C-, dan D-cincin dari steroid secara bersamaan
dibentuk untuk memproduksi orthoester enol (14). Langkah ini menyerupai reaksi
siklisasi kationik digunakan dalam biosintesis steroid dan karenanya disebut
sebagai biomimetik. Pada langkah berikutnya orthoester enol dihidrolisis untuk
menghasilkan keton (15). Siklopentena A-cincin kemudian dibuka dengan
mengoksidasi dengan ozon untuk memproduksi senyawa 16. Akhirnya, diketon (17)
mengalami kondensasi aldol sebuah intramolekul dengan memperlakukan dengan
kalium hidroksida berair untuk memproduksi progesteron (18).
3. Kaidah Pokok Dalam Memilih Pelarut
Dalam isolasi dan
identifikasi senyawa bahan alam, pelarut-pelarut yang digunakan adalah pelarut
yang telah memenuhi kaidah agar didapatkkan hasil yang maksimal. Adapun
kaidah-kaidah pokok dalam memilih pelarut adalah sebagai berikut:
- Pelarut
yang mudah menguap
-
Titik
didih pelarut rendah
- Tidak
melarutkan senyawa yang diinginkan
- Pelarut
terbaik untuk bahan yang akan diekstraksi
- Pelarut
tersebut akan terpisah dengan cepat setelah pengocokan
- Sifat
sesuai dengan senyawa yang akan diisolasi (polar atau nonpolar)
- Murah
serta mudah didapat
- Pelarut
tidak bereaksi dengan zat terlarut
Contoh pelarut senyawa bahan alam
Flavonoid
|
Alkaloid
|
Steroid
|
Terpenoid
|
air
|
CCl4
|
n-heksan
|
eter,
|
aseton
|
kloroform
|
kloroform
|
n-butanol
|
butanol
|
eter
|
metanol
|
methanol
|
metanol
|
|
|
|
etanol
|
|
|
|
4. Dasar Titik Tolak Penentuan Struktur Suatu
Senyawa Organik
Dasar titik tolak penentuan struktur suatu
senyawa organik adalah dengan
menggunakan spektroskopi. Hal – hal pokok yang di perlukan untuk menentukan
struktur senyawa organik secara keseluruhan adalah identifikasi senyawa
terlebih dahulu, biasanya menggunakan metode KLT, kemudian dianalisis dengan
menggunakan kromatogram senyawa murni sebagai pembanding. Setelah di ketahui
suatu senyawanya, dilanjutkan dengan analisis spektroskopi untuk mengetahui
strukturnya.
Spektra
UV digunakan untuk melihat keberadaan ikatan rangkap terkonjugasi serta
pengaruh dari pelarut.
Spektra
IR digunsksn untuk melihat keberadaan gugus fungsional dalam suatu senyawa dan
perkiraan jenis senyawa.
Spektra
MS digunakan untuk melihat informasi berat molekul (BM), informasi elemen
(unsur) penyusun senyawa secara kualitatif.
Spektra
13C-NMR digunakan untuk menentukan jumlah dan jenis atom carbon (C) penyusun
senyawa.
Spektra 1H- NMR digunakan untuk menentukan
struktur absolut senyawa dengan melihat informasi tentang jumlah dan jenis
hidrogen (H) penyusun senyawa, konfigurasi & stereokimiawi.
Misalnya penentuan struktur kafein secara:
Spektrofotometri inframerah
digunakan untuk identifikasi suatu senyawa melalui gugus fungsinya. Untuk keperluan elusidasi struktur,
daerah dengan bilangan gelombang 1400 – 4000 cm-1 yang berada
dibagian kiri spektrum IR, merupakan daerah yang khusus berguna untuk
identifikasi gugus-gugus fungsional, yang merupakan absorbsi dari vibrasi ulur.
Selanjutnya daerah yang berada disebelah kanan bilangan gelombang 1400 cm-1
sering kali sangat rumit karena pada daerah ini terjadi absorbsi dari vibrasi
ulur dan vibrasi tekuk, namun setiap senyawa organik memiliki absorbsi yang
kharakteristik pada daerah ini. Oleh karena itu bagian spektrum ini
disebut daerah sidikjari (fingerprint region). Saat ini ada dua macam instrumen yaitu
spektroskopi IR dan FTIR (Furier Transformation Infra Red). FTIR lebih sensitif
dan akurat misalkan dapat membedakan bentuk cis dan trans, ikatan
rangkap terkonyugasi dan terisolasi dan lain-lain yang dalam spektrofotometer
IR tidak dapat dibedakan.
spektroskopi ultra violet
memiliki kemampuan untuk mengukur jumlah ikatan rangkap atau konyugasi aromatik
didalam suatu molekul. Daerah panjang gelombang dari spektrum ultra violet
berkisar 200 - 400 nm. Penyerapan sinar ultra violet oleh suatu molekul akan
menghasilkan transisi diantara tingkat energi elektronik molekul tersebut.
Transisi tersebut terjadi pada orbital ikatan atau pasangan elektron bebas
dengan orbital anti ikatan. Sistem (gugus atom) yang menyebabkan terjadinya
absorbsi cahaya disebut kromofor. Transisi elektronik yang mungkin terjadi
secara teoritis diberikan pada gambar.
Spektroskopi NMR memberikan gambaran
mengenai atom-atom hidrogen dalam sebuah molekul. Spektroskopi NMR merupakan
suatu metode Spektroskopi yang didasarkan pada penyerapan gelombang radio oleh
inti-inti dalam molekul organik bila berada dalam medan magnet yang kuat.
Spektometer massa adalah suatu
instrumen yang dapat menyeleksi molekul-molekul gas bermuatan berdasarkan massa
atau beratnya. Teknik ini tidak dapat dilakukan dengan spektroskopi, akan
tetapi nama spektroskopi dipilih disebabkan persamaannya dengan pencatat
fotografi dan spektrum garis optik. Umumnya spektrum massa diperoleh dengan
mengubah senyawa suatu sampel menjadi ion-ion yang bergerak cepat yang
dipisahkan berdasarkan perbandingan massa terhadap muatan.
Proses ionisasi menghasilkan
partikel-partikel bermuatan positif, dimana massa terdistribusi adalah spesifik
terhadap senyawa induk. Selain untuk penentuan stuktur molekul, spektum massa
dipakai untuk penentuan analisis kuantitatif.