Pada awalnya, nikotin ditemukan oleh duta besar
Prancis, Jean Nicot pada pertengahan abad XIV. Saat itu masyarakat mempercayai
nikotin sebagai obat. Setengah abad kemudian baru diketahui bahaya dari nikotin
bagi tubuh, namun hanya beberapa orang saja yang mampu berkata tidak terhadap
nikotin.
Nikotin merupakan racun saraf
yang potensial dan digunakan sebagai bahan baku berbagai jenis insektisida.
Pada konsentrasi rendah, zat ini dapat menimbulkan kecanduan, khususnya pada
rokok. Nikotin memiliki daya karsinogenik terbatas yang menjadi penghambat
kemampuan tubuh untuk melawan sel-sel kanker, akan tetapi nikotin tidak
menyebabkan perkembangan sel-sel sehat menjadi sel-sel kanker.
Nikotin juga termasuk salah satu
zat yang paling adiktif dibandingkan dengan obat-obatan lain. Maka nikotin ini
banyak disalahgunakan dalam penggunaannya.
Selain itu, nikotin merupakan
salah satu zat yang dilepaskan ketika seseorang merokok. Ternyata waktu yang
dibutuhkan oleh nikotin untuk berjalan dari paru-paru ke otak hanya selama 7
detik saja. Setelah sampai di otak nikotin akan merangsang pelepasan dopamin,
yaitu suatu neurotransmitter penting yang terlibat dalam suasana hati (mood),
selera makan dan fungsi otak lainnya.
Ketika seseorang merokok, maka
nikotin akan masuk dan mulai menumpuk di dalam tubuh. Lama kelamaan seseorang
akan terbiasa dengan nikotin dan jika ia tidak mendapatkan jumlah yang sama
maka tubuh akan meminta lebih. Dan biasanya jumlah nikotin yang masuk akan semakin
besar atau meningkat.
Pengguna nikotin bisa dengan
cepat menjadi ketergantungan, karena hanya dibutuhkan sedikit rokok untuk bisa
membuat seseorang memiliki kecanduan. Jika seseorang tiba-tiba berhenti
merokok, maka ia akan mengalami efek balikan (withdrawal effect) seperti cemas
dan perubahan suasana hati.
Salah satu hal yang tak bisa
dipungkiri adalah kecanduan nikotin biasanya dimulai sejak seseorang
mencoba-coba atau bereksperimen dengan rokok selama setahun. Dalam banyak kasus
kondisi ini terkadang sudah dimulai sejak seseorang masih bersekolah atau
berusia 13-14 tahun.
Sebagai obat murni, nikotin hanya
memiliki sedikit efek buruk bagi kesehatan fisik seseorang. Tapi zat-zat kimia
lain yang terdapat di dalam rokok dan bergabung dengan nikotin inilah yang bisa
menimbulkan banyak kerusakan bagi tubuh. Karena ketika sebuah rokok dibakar dan
dihisap, maka ada ratusan senyawa kimia yang dihasilkan dan berisiko besar
terhadap kesehatan.
Identifikasi Nikotin dari Daun Tembakau Kering
Isolasi nikotin dari daun tembakau kering
dengan cara soxhletasi menggunakan pelarut metanol kemudian dilakukan
penggaraman dengan asam dan ekstraksi alkaloid dengan basa. Ekstrak yang
diperoleh kemudian dimurnikan dengan KLT, dan kromatografi kolom. Setelah itu
dianalisis menggunakan IR, UV, dan GC-MS.
Dari hasil analisis KLT
menggunakan larutan pengembang metanol didapatkan harga Rf = 0,725.
Hasil analisis spektra IR
menunjukkan adanya gugus amina tersier aromatis, gugus metil, gugus amina
tersier alifatis, dan ikatan C-H aromatis.
Hasil kromatogram GC-MS
menunjukkan senyawa nikotin muncul pada puncak dengan waktu retensi = 9,245 s
dan indeks kemiripan 63 %, hal ini menunjukkan bahwa dalam daun tembakau
terdapat alkaloid nikotin.
Hasil dari spektrofotometer UV
menghasilkan panjang gelombang maksimum 206 nm yang menunjukkan adanya
kearomatisan dari cincin piridin dalam nikotin.
Cara kerja:
1.
25 gr daun tembakau kering rajangan yang telah
dibungkus kertas saring dimasukkan kedalam alat soxhlet, dilakukan ekstraksi dengan
menggunakan 300 ml metanol selama 7 jam.sampel yang digunakan adalah 100 gr
sehingga ekstraksi dilakukan 4 kali.
2.
Ekstrak/fltrat yang dihasilkan dievaporasi
sampai dihasilkan larutan yang pekat atau filtrat tinggal 10% dari volume
semula.
3.
Larutan pekat di tuangkan kedalam labu
erlenmeyer dan diasamkan dengan H2SO4 2 M sebanyak 25 ml. Larutan diaduk dengan
magnetik stirer agar homogen. Larutan diuji dengan kertas lakmus sampai
berwarna merah. Kemudian larutan di ekstrak dengan kloroform 25 ml sebanyak 3
kali dengan corong pisah.
4.
Ekstrak yang dihasilkan berada dilapisan bawah
diuji dengan reagen dragendrof, positif alkaloid jika timbul endapan orange.
5.
Ekstrak dinetralkan lagi dengan NH4OH, kemudian
diekstraksi lagi dengan kloroform sebanyak 3 kali.
6.
Ekstrak yang diperoleh diuapkan dengan
dianginkan, kemudian dimurnikan dengan kromatografi kolom dengan silica gel 11,5
gr sebagai fasa diam, panjang kolom 10 cm, diameter kolom 3 cm dan dengan eluen
n-heksana dan kloroform, metanol dengan perbandingan 1:0, 7:3, 5:5, 3:7 dan 0:1
masing-masing 10 ml.
7.
Hasil kromatografi kolom dilanjutkan dengan KLT
dengan larutan pengembang metanol.
8.
Hasil ekstrak kemudian di uji dengan menggunakan
GC-MS, spektrofotometer UV-Vis, dan spektrofotometer IR.
dari artikel diatas, dapat kita ketahui cara kerja identifikasi nikotin pada langkah yang kedua yaitu Larutan pekat di tuangkan kedalam labu erlenmeyer dan diasamkan dengan H2SO4 2 M sebanyak 25 ml. kemudian pada langkah kelima ekstrak dinetralkan lagi dengan NH4OH.
BalasHapusyang ingin saya tanyakan adalah mengapa pada cara kerja identifikasi nikotin ini, ekstrak yang akan di identifikasi harus diasamkan terlebih dahulu kemudian dinetralkan kembali dengan basa?
baiklah saya akan mencoba menjawab dari apa yang saya ketahui...
BalasHapusmaksud dan tujuan penambahan asam dan basa pada cara kerja diatas yaitu sebagai uji pendahuluan dalam fito kimia untuk analisis kandungan kimia di dalam bagian-bagian tumbuhan (akar, batang, ranting, daun, biji, dan buah), setelah penambahan asam dan basa itu kemudian dilakukan pengujian dengan berbagai macam pereaksi contoh nya pereaksi meyer apa bila menunjukan hasil yang positif berarti benar mengandung nikotin.